PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS X G SMA NEGERI 1 TANGEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS X G SMA NEGERI 1 TANGEN

 

 

 

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun sebagai Bagian dari Pengembangan Keprofesian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH :

NAMA                : SUPARMAN,  S.KOM

UNIT KERJA     : SMA NEGERI 1 TANGEN

NIP                     : 19830301 200903 1 003

 

 

 

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH   

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 TANGEN

TAHUN 2023


LEMBAR PENGESAHAN

 

     Naskah Artikel Hasil PTK yang berjudul :

 

 

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS X G SMA NEGERI 1 TANGEN

 

 

 

 

 

telah disahkan pada Hari : Senin

                                      Tanggal, 9 Juni 2023

 

 

 

Oleh :

 


Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Tangen

 

 

 

 

 


Maria Magdalena Sri Rahayu, S.S, M.Pd

NIP. 19700216 199802 2 002

 



LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama               : Suparman, S.Kom

Unit Kerja        : SMA Negeri 1 Tangen

NIP                   : 19830301 200903 1 003

 

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya berjudul

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS X G SMA NEGERI 1 TANGEN

sebagai berikut.

Naskah tersebut merupakan merupakan karya asli/orisinil, yang ditulis dan disusun sendiri oleh penulis dengan kaidah penulisan karya ilmiah bukan hasil plagiat.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia memperbaiki dan menerima sanki sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 

 

Juni    2023

Yang Menyatakan

 

 

 


Suparman, S.Kom

NIP. 19830301 200903 1 003


KATA PENGANTAR

 

 

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. berkat rahmat dan hidayah- Nya karya artikel hasil PTK dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 TANGEN ini dapat terselesaikan dengan baik.

 

Dalam penulisan karya ini penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1.      Ibu Maria , Kepala SMA Negeri 1 Tangen yang telah memberikan bimbingan, pembinaan, dan motivasi menyusun naskah ini.

2.      Rekan-rekan Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Tangen telah memberikan motivasi, dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan ini.

3.      Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan sehingga penulisan karya ini dapat terselesaikan dengan baik.

 

Semoga kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlimpah dari sisi Allah SWT.

 

Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan karya ini. Penulis berharap agar karya ini memberi manfaat bagi penulis khususnya, maupun bagi para guru dalam upaya peningkatan pembelajaran.

 

TANGEN,  JUNI 2023


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................. iii

KATA PENGANTAR........................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... x

ABSTRAK............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A.         Latar Belakang Masalah........................................................................ 1

B.          Rumusan Masalah................................................................................. 2

C.          Tujuan Penelitian................................................................................... 2

D.         Manfaat Penelitian................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.............................. 3

A.         Kajian Teori........................................................................................... 3

B.          Deskripsi................................................................................................ 4

C.          Kerangka Berpikir................................................................................. 7

D.         Hipotesis Tindakan................................................................................ 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 9

A.         Setting Penelitian................................................................................... 9

B.          Subjek dan Objek Penelitian................................................................. 9

C.          Data dan Sumber Data......................................................................... 10

D.         Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 10

E.           Validasi Data....................................................................................... 11

F.           Analisis Data........................................................................................ 11

G.         Prosedur Penelitian.............................................................................. 12

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL TINDAKAN....................................... 15

A.          Deskripsi Data Kondisi Awal............................................................... 15

1.      Deskripsi Data Aktivitas Belajar.................................................... 15

2.      Deskripsi Data Hasil Belajar.......................................................... 15

B.          Deskripsi Data Siklus I......................................................................... 16

1.      Data aktivitas belajar...................................................................... 16

2.      Data hasil belajar............................................................................ 16

C.          Deskripsi Hasil Siklus II....................................................................... 17

1.      Data aktivitas belajar...................................................................... 17

2.      Data hasil belajar............................................................................ 17

D.          Pembahasan.......................................................................................... 18

E.           Hasil Tindakan..................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 20

A.          Simpulan..................................................................................................... 20

B.          Implikasi..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 22


 

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA DAMPAK SOSIAL INFORMATIKA KELAS XG SMA NEGERI 1 TANGEN

   SUPARMAN, S.KOM

   NIM 201502047799 / A971230103

PRORAM PROFESI GURU UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

 

 

ABSTRAK

Pendidikan ialah salah satu sarana untuk mewujudkan masyarakat yang bermutu. Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan. Gambaran kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran informatika di sekolah SMAN 1 Tangen. Jenis penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas (PTK) Model Lewin Menurut Suyadi secara garis besar memilik tahapan dalam penelitian tesersebut yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Jumlah siswa di kelas X1 . SMAN 1 Tangen berjumlah 23 siswa siswa yang merupakan subjek dalam penelitian ini. Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Dapat dibuktikan dalam siklus pertama hasil belajar siswa meningkat menjadi 33,3%. Dan pada siklus kedua meningkat hingga 78,8% sehingga dapat mencapai ketuntasan minimum, untuk itu pada siklus kedua dinyatakan dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah dikatakan berhasil.

 

Kata Kunci : Pendidikan, Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN

 

Pendidikan adalah proses sistematis untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma-norma kepada individu melalui berbagai metode dan media. Ini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyampaikan warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai kepada generasi muda agar mereka dapat berkembang secara pribadi, sosial, dan intelektual.

 

Secara lebih luas, pendidikan tidak terbatas pada lingkungan sekolah saja, tetapi juga melibatkan proses pembelajaran di lingkungan keluarga, masyarakat, dan melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan memiliki peran kunci


dalam membentuk kepribadian, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, mengembangkan keterampilan, serta mempersiapkan individu untuk berkontribusi dalam masyarakat dan dunia kerja.

 

Selain itu, pendidikan juga merupakan proses dinamis yang terus berlangsung sepanjang kehidupan, karena pembelajaran tidak pernah berhenti setelah seseorang meninggalkan lingkungan sekolah. Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu, masyarakat, dan bangsa dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

 

 

Pendidikan merupakan sarana untuk pengembangan potensi–potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia sempurna (Haderani, 2018). Pendidikan berperan untuk meningkatkan potensi untuk membuat sifat dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Peran guru menjadi penentu keberhasilan misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, guru bertanggung jawab mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana yang kondusif mendorong siswa melakukan kegiatan.

 

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Beberapa faktor utama yang memengaruhi keberhasilan pendidikan meliputi:

 

1.      Faktor Siswa: Keterlibatan siswa, motivasi belajar, bakat, kemampuan belajar, kesehatan fisik dan mental, serta latar belakang sosial-ekonomi mereka merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.

2.      Faktor Keluarga: Dukungan dan keterlibatan orang tua atau wali, lingkungan keluarga yang mendukung pembelajaran, serta nilai-nilai yang ditanamkan di rumah sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik dan kesejahteraan siswa.

3.      Faktor Sekolah: Kualitas pengajaran, kepemimpinan sekolah, ketersediaan sumber daya pendidikan (seperti buku teks, fasilitas, dan teknologi), budaya sekolah yang inklusif dan mendukung, serta kebijakan sekolah memengaruhi pengalaman belajar siswa dan keberhasilan akademik mereka.

4.      Faktor Kurikulum dan Metode Pembelajaran: Relevansi kurikulum, keberagaman metode pembelajaran, serta penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif berperan penting dalam meningkatkan pemahaman siswa dan keterampilan mereka.

5.      Faktor Masyarakat: Dukungan masyarakat terhadap pendidikan, ketersediaan program pendukung di luar sekolah (seperti kegiatan ekstrakurikuler, program mentoring, dan bantuan beasiswa), serta akses terhadap layanan kesehatan dan fasilitas pendukung lainnya juga berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.

6.      Faktor Kebijakan Pendidikan: Kebijakan pemerintah terkait dengan pendanaan pendidikan, standar akademik, evaluasi dan pengukuran kinerja, serta upaya untuk memastikan inklusivitas dan kesetaraan akses pendidikan memiliki dampak besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan.


7.      Faktor Kultural dan Lingkungan Sosial: Nilai-nilai budaya, norma-norma sosial, dan faktor-faktor lingkungan seperti kondisi ekonomi, politik, dan sosial masyarakat juga turut memengaruhi pendidikan.

 

Semua faktor ini saling berinteraksi dan memengaruhi keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Menciptakan lingkungan yang mendukung dan menyelaraskan upaya dari berbagai pihak adalah kunci untuk meningkatkan keberhasilan

 

Proses belajar mengajar di SMA (Sekolah Menengah Atas) bervariasi dan mencakup berbagai aspek yang penting bagi perkembangan siswa. Beberapa tujuan utama belajar di SMA antara lain:

 

1.      Pemahaman Konsep Akademik: Tujuan utama dari pendidikan di SMA adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, bahasa, dan seni. Siswa diharapkan dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam setiap mata pelajaran.

2.      Pengembangan Keterampilan: Selain pengetahuan akademik, SMA juga bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan siswa, termasuk keterampilan berpikir kritis, kreativitas, pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan keterampilan digital. Hal ini penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di dunia nyata dan pasar kerja yang semakin kompleks.

3.      Pemantapan Nilai dan Etika: Pendidikan di SMA juga bertujuan untuk membentuk karakter siswa, memperkuat nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, kerja sama, keadilan, dan rasa empati. Selain itu, SMA juga merupakan waktu yang tepat untuk memperdalam pemahaman tentang etika dan moral dalam berbagai konteks.

4.      Persiapan Pendidikan Tinggi atau Karir: SMA mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, seperti perguruan tinggi atau universitas, atau memasuki dunia kerja. Tujuan ini melibatkan penyediaan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam pendidikan dan karir yang dipilih.

5.      Pengembangan Kemampuan Kepemimpinan dan Kemandirian: SMA juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan kemandirian siswa. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, proyek, dan tanggung jawab di sekolah, siswa diajak untuk mengembangkan rasa inisiatif, kepemimpinan, dan kemandirian dalam mengelola waktu dan tugas.

6.      Penanaman Kesadaran Sosial dan Kewarganegaraan: Pendidikan di SMA juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sosial dan kewarganegaraan siswa, serta mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.


Hal ini diakibatkan karna model atau metode pembelajaran yang kurang tepat, minimnya sumber atau media belajar serta kurangnya minat belajar siswa. Oleh karena itu guru perlu mengetahui dan memahami suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan mata pembelajaran serta materi yang akan disampaikan agar pembelajaran tidak berjalan monoton.

Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah berbasis masalah adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk peserta didik belajar, berfikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Susanto, 2020).

Untuk itu berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar Informatika siswa kelas X G SMA Negeri 1 Tangen .

KAJIAN TEORI

Model Pembelajaran

PBL atau Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan tantangan atau masalah sebagai pusat dari proses belajar mengajar. Berikut adalah kerangka berpikir umum yang digunakan dalam PBL dalam pendidikan:

 

1.      Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang akan menjadi fokus pembelajaran. Masalah ini haruslah relevan, menantang, dan memerlukan pemecahan melalui pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran.

2.      Timbal Balik (Feedback): Memberikan umpan balik adalah bagian penting dalam PBL. Siswa perlu mendapatkan umpan balik secara teratur tentang progres mereka dalam memecahkan masalah, baik dari instruktur maupun dari sesama anggota tim.

3.      Kolaborasi: PBL mendorong kolaborasi antara siswa. Mereka belajar dari pengalaman satu sama lain, membagikan pengetahuan dan strategi, serta bekerja bersama untuk mencapai pemecahan masalah yang optimal.

4.      Pembelajaran Mandiri: Meskipun kolaborasi penting, siswa juga diharapkan untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. Mereka perlu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah, dan mengeksplorasi sumber daya yang tersedia.

5.      Koneksi dengan Dunia Nyata: Salah satu keunggulan PBL adalah kemampuannya untuk membuat koneksi antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata. Siswa tidak hanya belajar konsep-konsep teoritis, tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah yang relevan dalam konteks kehidupan nyata.

6.      Pembelajaran Aktif: PBL menekankan pembelajaran aktif, di mana siswa secara aktif terlibat dalam proses pemecahan masalah, diskusi, dan refleksi. Mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pembuat pengetahuan.

7.      Evaluasi Formatif: Evaluasi dalam PBL bersifat formatif, yang berarti itu dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran. Ini membantu siswa dan instruktur untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan, dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai kebutuhan.

 

Dengan menggunakan kerangka berpikir ini, PBL memberikan pengalaman pembelajaran yang berpusat pada siswa, mempromosikan pemahaman yang mendalam, penerapan pengetahuan dalam konteks yang relevan, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis serta kolaboratif.

 

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkin siswa dapat belajar. Menurut Ratumanan (2004), pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa. Secara eksplisit terlihat bahwa pembelajaran adalah


kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selanjutnya menurut Ekayani (2017), pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan (Korompot dkk, 2020; Sunardjo dkk, 2016).

 

Menurut Ratumanan (2004), istilah pembelajaran digunakan karena istilah ini lebih tepat mengambarkan upaya untuk membangkitkan inisyatif dan peran siswa dalam belajar, pemebelajaran lebih menekankan pada bagimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa. Istilah pembelajaran lebih mengambarkan bahwa siswa lebih banyak berperan dalam mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya, dan bahwa pengetahuan itu bukan hasil proses transformasi bagi guru. berikut adalah beberapa ciri pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh guru:

 

1.      Relevansi: Pembelajaran harus relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, serta dapat diterapkan dalam konteks kehidupan nyata.

2.      Interaktif: Pembelajaran harus melibatkan interaksi aktif antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain. Ini mencakup diskusi, kolaborasi, dan pertukaran gagasan.

3.      Keterlibatan Siswa: Siswa harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental. Mereka harus diberi kesempatan untuk berpikir, bertanya, mencoba, dan bereksperimen.

4.      Diferensiasi: Guru perlu memperhatikan kebutuhan individu siswa dan memberikan pendekatan yang diferensiasi sesuai dengan gaya belajar, tingkat kemampuan, dan minat mereka.

5.      Kontekstual: Pembelajaran harus ditempatkan dalam konteks yang relevan dengan pengalaman dan latar belakang siswa, sehingga memudahkan mereka untuk memahami dan mengaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.

6.      Kolaboratif: Pembelajaran harus mendorong kerja sama dan kolaborasi antara siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dari satu sama lain dan membangun keterampilan sosial.

7.      Pembelajaran Berbasis Masalah: Guru perlu memperkenalkan masalah atau tantangan yang menantang siswa untuk berpikir kritis, mencari solusi, dan menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.

8.   Formatif: Pembelajaran harus mendukung umpan balik formatif yang berkelanjutan, memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan menyusun strategi pembelajaran yang sesuai.

9.      Menginspirasi dan Mendorong: Pembelajaran harus menginspirasi dan mendorong siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka, serta membangkitkan minat dan semangat belajar.

10.  Reflektif: Siswa harus didorong untuk merefleksikan proses pembelajaran mereka, mengidentifikasi pencapaian, tantangan, dan strategi yang efektif untuk pembelajaran selanjutnya.

 

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pencapaian atau hasil yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Hal ini mencakup pemahaman konsep, penguasaan keterampilan, pengembangan sikap dan nilai, serta kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata.

 

Hasil belajar dapat diukur melalui berbagai cara, termasuk ujian, tes, proyek, penugasan, presentasi, dan observasi. Tujuan dari pengukuran hasil belajar adalah untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, serta untuk memberikan umpan balik yang berguna kepada siswa, guru, dan stakeholder pendidikan lainnya.

 

Hasil belajar tidak hanya mencakup aspek akademik, tetapi juga aspek sosial, emosional, dan keterampilan hidup yang penting untuk perkembangan holistik siswa. Dengan demikian, hasil belajar tidak hanya mencerminkan penguasaan materi pelajaran, tetapi juga kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berkomunikasi, bekerja sama, dan mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pendidikan. Hasil belajar siswa tidak sealu mudah untuk dinilai.

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan hasil belajar banyak menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom (Cunayah dan Sembiring, 2009) yang secara garis besar terbagi atas 3 ranah, yaitu;

a.    Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil beajar intelektual. Dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek yang tersusun mulai dari yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b.      Ranah Afektif


Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tapak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,


motifasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar ranah afektif terdiri dari lima kategori, yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.

c.       Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak. terdapat enam tingkatan keterampilan, yaitu: gerakan reflex, keterampilan pada gerakan dasar, kemampuan konseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan skill, dan kemampuan yang berkenan dengan komunikasi non-Decursive seperti gerakan ekspresif dan gerakan kompleks.

 

Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dalam bahasa inggrisnya diistilahkan Problem based learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill- structuredatau open ended (Santyasa, 2008).

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa yang menyuguhkan berbagai masalah yang autentik dan bemakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investasi dan penyelidikan (Arends, 2008).

Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan keterampilan intelektual dan investigasi, keterampilan menyelesaikan masalah, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri dan otonom (Arends, 2008).

Model pembelajaran ini memiliki ciri-ciri penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melihat dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana siswa belajar.

Dalam model pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai penyodor/penyaji masalah, pemberi pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog. Selain itu, guru menyampaikan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan terbuka dan membimbing pertukaran ide.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan tindakan kels (PTK) yaitu meneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa atau prestai siswa X G SMA N 1 Tangen dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan disiplin inkuri, atau suatu usaha seseorang untuk emahami apa

13


 

yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamatiKemiis 1983 menjelaskan bawa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuri reflektif yang dilakukan secara kementrian mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionlitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa (Hasibuan dan Sylvia, 2020).

Prosedur atau langkah yang akan ditempuh dari penelitian ini meliputi beberapa prosedur diantaranya adalah perencanaan, Pelaksanaan, oservasi, refleksi. Prosedur siklus penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara garis besar ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang membentuk satu siklus PTK, dapat diliat pada Gambar 1.


Gambar 1. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Hasil belajar siswa merupakan objek penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini mengunakan Instrument tes dimana oservasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dilakukan pada akhir akhir tiap siklus. Tes tes akhir siklus dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa pada tiap siklus. Pengumpulan data diperoleh dari kegiatan belajar mengajar dengan .mengunakan model pembelajaran PBL pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.


 

Analisis hasil belajar menggunakan data hasil tes dan praktek Selanjutnya yang akan dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata hasil tes tiap siklus.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar informatika siswa kelas X G SMA Negeri 1 Tangen. Pelaksanaan siklus I terdapat empat kali pertemuan dengan jumlah 23 siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan. Dapat diliat pada tabel berikut.

 

Tabel 1. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

No

Nilai

Siswa

Persentase (%)

Kategori

1

X < 70

18

66,7%

Belum Tuntas

2

X 70

7

33,3%

Tuntas

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus 1 dengan prestase 33,3% berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus 1 maka kekurangan-kekurangan tersebut perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya.

Tahap perencanaan pada siklus ke dua hampir sama dengan siklus pertama akan tetapi ada sedikit perbaikkan agar pada siklus dua agar hasil belajar siswa lebih meningkat. Pada pengamatan pada siklus pertama ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan lagi pada siklus ke dua. Dapat diliat pada tabel berikut.

 

Tabel 2. Prestasi Hasil Siklus 2

No

Nilai

Siswa

Persentase (%)

Kategori

1

X < 70

3

21,2%

Belum Tuntas

2

X 70

20

78,8%

Tuntas

Pada siklus ke dua dapat mengatasi kendala atau masalah pada siklus pertama dikarenakan dapat dilihat banyak siswa yang begitu bersemangat mengikuti proses pembelajaran, siswa yang mengalami peningkatan dalam artian dapat mencapai kompetensi dasar.

Selama pelaksanaan tindakan pada siklus I, terdapat hal yang membuat siswa belajar siswa pada model pembelajaran berbasis masalah masih rendah. Hasil belajar siswa rendah pada siklus I ini tentu di pengaruhi oleh beberapa factor diantaranya selama proses pembelajaran berlangsung siswa masih terlihat bingung dan kurang jelas saat mengerjakan LKS maupun soal evaluasi tersebut tidak berwarna sehingga siswa kesulitan dalam mengamati dan menganalisis. Kemudian saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang terlihat bermain handphone dan kurang memperhatikan kedepan kelas. Kemudian selain itu, peneliti yang bertindak sebagai guru masih merasa kurang dalam penyampaian materi, peneliti hanya menjelaskan secara garis


 

besar dan kurang mendetail sehingga mengakibatkan materi kurang tersampaikan dengan baik kepada siswa. Hal ini menjadi refleksi bagi peneliti dan siswa pada siklus I sehingga dapat mengambil sikap serta memperbaikinya dalam proses pembelajaran pada siklus II. Pada proses pembelajaran dalam siklus II mengalami perubahan dari masing- masing siswa. Siswa terlihat sudah mulai serius dalam mengerjakan soal evaluasi dan memperlihatkan suasana tenang saat mengerjakan. Selain itu siswa juga sudah terlihat mulai memberikan respon terhadap apa yang disajikan oleh peneliti. Sehingga peneliti juga merasa sudah cukup mengakrabkan diri dengan siswa dan peneliti juga mulai mengetahui kemampuan dari masing-masing siswa dengan melihat seringnya siswa bertanya dan memberikan tanggapan ketika peneliti sedang menjelaskan materi.

Hasil belajar diperoleh setelah siswa mengalami berbagai kegiatan belajar yang menyebabkan perubahan dalam dirinya. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan kriteria atau patokan-patokan tertentu. Dalam pengukuran hasil belajar siswa dapat menggunakan teknik test.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa pada siklus II dan telah memperoleh hasil 78.8% siswa telah tuntas dan sudah melebihi standar yang ditetapkan disekolah. maka dapat dinyatakan bahwa perbaikan pembelajaran ini telah berhasil.

Dengan demikian, peneliti berhasil menerapkan model pembelajaran berbasis masalah di kelas X G SMA Negeri 1 Tangen pada materi Informatika.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan kelas X G SMA Negeri 1 Tangen , maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran informatika kelas X G.

SMAN 1 Tangen , dari hasil penelitian tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 33.3% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar

78.8% jadi tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebeesar 45.5%, maka target tyang diinginkan telah tercapai untuk ketuntasan hasi; belajar siswa, karena pada akhir siklus telah mencapai sesuai teraget yang ditentukan yaitu 70%.

Saran dari peneliti yang pertama guru dapat menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah bukan saja untuk mata pelajaran Informatika melaikan bisa digunakan untuk mata pelajaran kopetensi lainnya, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selanjutnya perlu memberikan motivasi dan dukungan kepada siswa untuk lebih berani bertanya apabila belum mengerti materi, dan dapat memberikan pendapat kepada guru dan teman siswa lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Arends, R., (2008). Learning to Teach. Jokjakarta: Pustaka Pelajar Cunayah, C., dan Sembiring S. (2009). Belajar dan pembelajaran.


Ekayani, P. (2017). Pentingnya penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2(1), 1-11.

Haderani, H. (2018). Tinjauan Filosofis Tentang Fungsi Pendidikan Dalam Hidup Manusia. Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1).

Hasibuan, R. F., & Sylvia, I. (2020). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Inquiry Pada Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS di SMAN

1 Batang Gasan. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1), 44-52.

Korompot, S., Rahim, M., & Pakaya, R. (2020). Persepsi siswa tentang faktor yang mempengaruhi minat belajar. JAMBURA Guidance and Counseling Journal, 1(1), 40-48.

Maksum, A. (2009). Paradoks guru pendidikan jasmani. Journal of Physical Education and Sport, 1(1), 1-13.

Ratumanan, T., G., (2004). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Santyasa, W., (2008). Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif. Disajikan dalam pelatihan tentang pembelajaran dan asesmen inovatif bagi guru- guru sekolah menengah: Nusa Penida

Somnaikubun, D., Paat, W. R. L., & Palilingan, V. R. (2022). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Simulasi dan Komunikasi Digital Siswa SMK. Edutik: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2(2), 295-307.

Sunardjo, R. N., Yudhianto, S. A., & Rahman, T. (2016). Analisis implementasi keterampilan berpikir dasar dan kompleks dalam buku IPA pegangan siswa SMP kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran. In Proceeding Biology Education Conference (Vol. 13, No. 1, pp. 133-144).

Susanto, S. (2020). Efektifitas small group discussion dengan model problem based learning dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Modern, 6(1), 55-60.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Admin
Bagikan :
Info Sekolah

Jl. Raya - Gesi Km 02, Tangen, Sragen 57261

08112651593

[email protected]

Sosial Media
Agenda Sekolah

© Copy Right - 2021-SMA NEGERI 1 TANGEN SRAGEN. All Rights Reserved.